Assalamualaikum . .
Setelah disibukkan padatnya aktifitas kerja sehingga sampai akhirnya saya berada di Jakarta untuk keperluan mengurus dokumen penting mengenai pekerjaan saya. Jakarta merupakan pusat pemerintahan banyak kantor-kantor mengakar di sini. Hal pekerjaan yang bersifat mendadak mengharuskan saya berkunjung di Jakarta. Tapi tetep di sela-sela padatnya kota Jakarta saya menyempatkan mampir ke beberapa tempat yang terkenal di Jakarta.
Museum Fatahillah |
Jakarta dikenal sebagai kota yang banyak orang merantau untuk mencari nafkah disini. Biaya gaji yang tinggi namun juga biaya hidup yang tinggi. Terkenal dengan slogan "kehidupan di jakarta itu keras" menjadikan kota yang banyak dihuni oleh para pencari kerja untuk saling bersaing mencari pekerjaan yang layak bagi kehidupan mereka. Tapi ini bukan pertama kali saya berkunjung ke jakarta, sebelumnya sempat saya ke Jakarta namun untuk menemani ayah yang sedang ada undangan menghadiri acara di Gedung Juang 45 Jakarta.
Dekatnya lokasi Monumen Nasional ( Monas ) dengan tempat saya mengurus dokumen pekerjaan membuat saya rehat dan menyempatkan mampir ke Monas. Jalan kaki adalah alternatif saya menuju ke lokasi karena hanya berjarak sekian KM saja. Melewati beberapa ruas jalan dan trotoar akhirnya saya sampai di lokasi tersebut.
Monas |
Esoknya setelah selesai mengurus pekerjaan, saya melanjutkan petualangan saya di Jakarta dengan mengunjungi Masjid Istiqlal Jakarta kebetulan pada saat itu hari Jumat dimana umat muslim melaksanakan Sholat Jumat. Masjid Istiqlal menjadi satu kawasan dekat dengan Monas, berbekal aplikasi Go-jek saya meuju kesana via Go-jek. Sesampai disana saya langsung menuju ke dalam untuk beribadah. Interior masjid karya arsitek Frederich Silaban membuat saya kagum desain yang bernuansa mewah namun elegan membuat Masjid Istiqlal terkesan modern.
di dalam Masjid Istiqlal Jakarta |
Selesai melaksanakan sholat jumat saya bergegas mencari warung makan di sekitaran kompleks masjid. Sembari santai saya mengecek Google Maps untuk melihat tempat-tempat yang lainnya. AKhirnya saya menemukan lokasi wisata yang cukup jauh namun membuat saya penasaran. Lokasi tersebut bernama Museum Fatahillah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kota Tua. Tanpa lama-lama saya memesan gojek untuk menuju ke sana.
Kesan saya ketika berada di Kota Tua adalah seperti flashback ke era masa penjajahan. Alunan lagu keroncong lama di nyanyikan beberapa pengamen yang ada di sana. Sepeda Onthel banyak berlalu lalang untuk digunakan beberapa pengunjung dengan membayar sewa. Tak lama setelah melihat-lihat di sekeliling lokasi, akhirnya saya tertarik untuk masuk ke sebuah Museum, namanya Museum Fatahillah. Harga karcis masuk sekitar 5000 rupiah, didalamnya banyak terdapat benda-benda bersejarah bekas penjajahan dulu. Di samping luar gedung juga terdapat penjara bawah tanah tempat para tawanan di sekap. Terlihat juga banyak orang menjadikan tempat ini sebagai lokasi syuting film ataupun pemotretan Pre Wedding.
Setelah puas bernostalgia di Kota Tua saya beranjak meninggalkan lokasi tersebut. Masih banyak lokasi di Jakarta yang belum sempat saya kunjungi namun karena sudah selesainya pekerjaan disini dan harus kembali balik ke Malang membuat saya harus meninggalkan Jakarta. Sebetulnya saya ingin menghadiri Kenduri Cinta di kompleks Taman Ismail Marzuki yang dihadiri oleh Cak Nun. Kenduri Cinta sendiri adalah acara bulanan menghadirkan Cak Nun dan narasumber lainnya untuk mengisi tema yang berubah di setiap diskusinya. Namun karena tiket Kereta Api sudah dipesan jauh hari saya mengurungkan niat tersebut.
Ada lagi tempat yang kebetulan saya diajak singgah oleh rekan yaitu di Kawasan Istana Bogor. Buruknya cuaca dan kondisi badan yang tidak fit mengharuskan saya untuk istirahat. Dalam suasana panasnya Jakarta saya tetap ingin mengunjunginya di lain kesempatan karena masih banyak tempat-tempat yang bernilai sejarah tinggi, kaya budaya dan lainnya yang belum saya jelajahi saat berada disini.
Demikian cerita singkat perjalanan saya mengunjungi Kota Jakarta, kota tua yang semakin lama semakin berkembang dengan mall-mall dan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Kota yang menjadi pusat pemerintahan republik ini, dan juga kota yang banyak menyimpan sejarah masa penjajahan maupun masa kemerdekaan.
Wasalamualaikum
Salam Lestari . .
EmoticonEmoticon